PerhatikanHal Ini. Daun dan permukaan tanaman menyerap polutan ini dan melalui stomata (pori-porinya) dan menyaring zat berbahaya ini dari udara. Selain itu, pohon dan tanaman juga mampu memerangkap panas dan mengurangi gas rumah kaca di atmosfer. Mereka juga mengurangi tingkat ozon permukaan tanah dan memperkaya udara dengan oksigen yang

Cukup banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat pencemaran udara, mulai dari mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, hingga menghemat energi. Selain itu, terdapat cara yang cukup mudah dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara yaitu dengan memperbanyak penanaman tumbuhan hijau. Hal ini dikarenakan tumbuhan hijau adalah contoh makhluk hidup yang dapat menyerap gas-gas pencemar udara, salah satunya adalah karbon dioksida . Gas dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan hijau untuk proses fotosintesis. Oleh karena itu, dengan semakin banyak menanam tumbuhan hijau, diharapkan pencemaran gas semakin menurun ditunjang dengan usaha-usaha lain untuk mengurangi pencemaran udara. Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah A. PenanamanPohon angsana ini bertujuan Untuk meningkatkan Oksigen serta penyejuk dan pelindung lingkungan Sekolah. Indonesia dalam periode musim penghujan setiap tahunnya, seringkali dilanda bencana longsor. Ada beberapa kejadian yang menimpa Provinsi Jawa Barat dan khususnya di Kabupaten Bogor. Salah satu lokasinya berada di Desa Urug Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor. Adapun penyebab utama bencana longsor tersebut adalah dikarenakan curah hujan yang tinggi, akan tetapi tanah tidak sanggup menampung air hujan tersebut. Hasil identifikasi dengan mengambil informasi dari beberapa kalangan masyarakat disekitar lokasi maupun dari korban bencana longsor sendiri, dapat diambil kesimpulan bahwa bencana longsor memang terjadi diakibatlan oleh penebangan hutan secara liar. Sementara ini, solusi penggulangannya sedang dibuatkan Rumah Khusus Rusus dari Pemerintah untuk korban bencana longsor tersebut. Lokasinya bertepatan di depan Kantor Desa Urug seluas ± 8 hektar. Untuk menunjang program Pemerintah dalam mengantisipasi bencana longsosr selanjutnya, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat agar peduli lingkungan dengan salah satu cara yaitu penanaman pohon kembali reboisasi. Didalam program ini akan disampaikan pemahaman akan pentingnya menjaga lingkungan dari berbagai aspek kehidupan dan salah satunya dengan penanaman pohon-pohon disekitar rumah dan lereng pemukiman. Kata Kunci lingkungan, penebangan liar, tanah longsor, penanaman pohon. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat – Aphelion ISSN 2747-0113 media online Vol. 1 No. 2, Februari 2021 hal. 169-176 PENATAAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN POHON UNTUK MENCEGAH TERJADINYA LONGSOR DI DESA URUG, SUKAJAYA, BOGOR Patria Adhistian1, Mairizal2, Tedi Dahniar3 1,2,3Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pamulang Abstrak Indonesia dalam periode musim penghujan setiap tahunnya, seringkali dilanda bencana longsor. Ada beberapa kejadian yang menimpa Provinsi Jawa Barat dan khususnya di Kabupaten Bogor. Salah satu lokasinya berada di Desa Urug Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor. Adapun penyebab utama bencana longsor tersebut adalah dikarenakan curah hujan yang tinggi, akan tetapi tanah tidak sanggup menampung air hujan tersebut. Hasil identifikasi dengan mengambil informasi dari beberapa kalangan masyarakat disekitar lokasi maupun dari korban bencana longsor sendiri, dapat diambil kesimpulan bahwa bencana longsor memang terjadi diakibatlan oleh penebangan hutan secara liar. Sementara ini, solusi penggulangannya sedang dibuatkan Rumah Khusus Rusus dari Pemerintah untuk korban bencana longsor tersebut. Lokasinya bertepatan di depan Kantor Desa Urug seluas ± 8 hektar. Untuk menunjang program Pemerintah dalam mengantisipasi bencana longsosr selanjutnya, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat agar peduli lingkungan dengan salah satu cara yaitu penanaman pohon kembali reboisasi. Didalam program ini akan disampaikan pemahaman akan pentingnya menjaga lingkungan dari berbagai aspek kehidupan dan salah satunya dengan penanaman pohon-pohon disekitar rumah dan lereng pemukiman. Kata Kunci lingkungan, penebangan liar, tanah longsor, penanaman pohon. Abstract Indonesia, in the rainy season every year, is often hit by landslides. There are several incidents that have happened to West Java Province and especially in Bogor Regency. One of the locations is in Urug Village, Sukajaya District, Bogor Regency. The main cause of the landslide disaster is due to high rainfall, but the soil cannot accommodate the rainwater. The results of the identification by taking information from several communities around the location and from landslide victims themselves, it can be concluded that landslides do occur as a result of illegal logging. In the meantime, the solution for its removal is being made a Special House Rusus from the Government for victims of the landslide disaster. The location coincides in front of the Urug Village Office covering an area of ± 8 hectares. To support the Government's program in anticipating the next landslide disaster, it is necessary to conduct socialization to the community to care for the environment in one way, namely reforestation. This program will convey an understanding of the importance of protecting the environment from various aspects of life and one of them is by planting trees around houses and residential slopes. Keywords environment, illegal logging, landslides, tree planting Correspondence author Patria Adhistian, dosen01529 South Tangerang, Indonesia Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat – Aphelion Vol. 1 No. 2 Februari 2021 170-176 PENDAHULUAN Belakang Lingkungan yang sehat merupakan harapan/dambaan bagi setiap orang hingga saat ini. Hal tersebut akan sulit untuk diwujudkan karena masih banyak warga masyarakat yang masih kurang peduli dan tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya. Pada hakikatnya kepedulian itu sangat memerlukan sebuah proses perjalanan yang sangat panjang karena menyangkut sikap hidup, komitmen kuat, kerjasama yang solid dan bukan sekedar selogan semata. Kita dapat melihat dari sisi alam dan lingkungan hidup yang telah rusak oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Pengertian lingkungan hidup dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan umum serta makhluk hidup lain. Masih banyak terlihat di antaranya air tercemar, udara kotor, banjir dan longsor terjadi di setiap daerah di Indonesia. Secara aturan, pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup sudah diatur dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengolaan Lingkungan Hidup. Dalam perspektif kerusakan terhadap alam dan lingkungan tersebut, diharapkan masyarakat perlu menanam pohon terutama di daerah yang rawan longsor. Penanaman pohon ini sangat penting dilakukan sebagai salah satu upaya dalam perbaikan lingkungan. Dalam melakukan reposisi lingkungan tersebut, maka pertama-tama diperlukan adanya pemahaman kembali oleh seluruh warga masyarakat mengenai sangat pentingnya menjaga, memelihara lingkungan yang bersih, sehat dan hijau yang meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berangkat dari itu diharapkan akan muncul suatu kesadaran kolektif sekaligus sebagai tindakan kolektif dalam membenahi dan mempertahankan lingkungan yang sudah tertata dengan baik. Sehingga dengan tingkat kesadaran tersebut, perlu dipahami bahwa lingkungan yang sehat, bersih dan hijau merupakan aset komunitas yang potensial dan merupakan sebuah katalis yang ideal. Hal ini dapat mengintegrasikan antara lingkungan dan masyarakat, dengan mempromosikan sebuah pendekatan ekologis terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia yang didasari pada kontak dengan alam. Untuk tujuan tersebut maka pengabdian masyarakat ini Kami beri judul “Penataan Lingkungan Dengan Penanaman Pohon Untuk Mencegah Terjadinya Longsor Di Desa Urug, Sukajaya, Bogor” Pustaka A. Penataan Lingkungan Permukiman merupakan sebuah Kawasan lingkungan tempat tinggal manusia. Kawasan tersebut merupakan bagian dari lingkungan alam. Kawasan permukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup yang baik Penataan Lingkungan Dengan Penanaman Pohon Untuk Mencegah Terjadinya Longsor Di Desa Urug, Sukajaya, Bogor 171-176 berupa kawasan perkotaan dan perdesaan. Pemukiman juga berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal dan hunian untuk melakukan kegiatan dalam mendukung kehidupannya Sadana, 2014 dan Gobel, 2019. Penataan lingkungan merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam menata kawasan tertentu, agar bermanfaat secara optimal berdasarkan ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah. Sebuah kawasan tertentu juga akan terlihat sebagai sebuah kawasan yang bisa dikatakan baik, apabila kondisi lingkungannya ditata dan dipelihara dengan baik juga. Hal tersebut sesuai dengan peran dan fungsinya dan juga sesuai dengan peruntukan kawasan tersebut. Misalnya lingkungan di sekolah jika tertata rapih, asri, bersih dan tertib, maka dapat melahirkan suasana seperti sekolah pada umumnya. Aspek dasar yang dapat mendukung konsep penataan lingkungan hidup antara lain sebagai berikut 1.Keindahan 2.Kenyaman 3.Kerindangan 4.Kebersihan Hal-hal yang membuat kondisi penataan lingkungan mengalami kerusakan 1.Proses perencanaan tata ruang belum aspiratif dan akomodatif serta kurang melibatkan peran aktif seluruh pelaku pembangunan atau stakeholder. 2.Masih lemahnya mekanisme dan control terhadap pengendalian Check and balance pemanfaatan tata ruang. 3.Kurangnya sosialisasi mengenai tata kota/tata ruang/tata lingkungan kepada masyarakat. 4.Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga/memelihara lingkungan sekitar. 5.Efek pemanasan global sebagai dampak yang ditimbulkan oleh berbagai kegiatan pembangunan yang tidak ramah lingkungan. 6.Perubahan fungsi dan tatanan lingkungan; penurunan daya dukung lingkungan; penurunan mutu lingkungan; pengurasan dan penyusutan keanekaragaman fauna dan flora; adanya ketidakterpaduan pengelolaan sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan sumber daya buatan dalam pengelolaan lingkungan hidup; kurang optimalnya pemanfaatan ruang wilayah; perusakan dan pencemaran lingkungan; rendahnya peran serta masyarakat; kurang lengkap dan kurang konsistennya sistem informasi lingkungan; belum terintegrasinya ekonomi lingkungan dalam perhitungan investasi pembangunan; belum berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi pengelolaan lingkungan; lemahnya penegakan hukum untuk pengelolaan lingkungan. B. Tanah Longsor Dalam periode tahun ketahun, bencana tanah longsor atau sering disebut gerakan tanah semakin sering terjadi di Indonesia. Aktifitas tanah longsor merupakan salah satu kejadian alam yang terjadi di wilayah pegunungan, terutama di musim hujan. Bencana longsor beberapa kali terjadi Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat – Aphelion Vol. 1 No. 2 Februari 2021 172-176 melanda Indonesia dalam periode musim penghujan setiap tahunnya Naryanto et. Al., 2019. Beberapa kejadian yang menimpa wilayah Provinsi Jawa Barat dan khususnya didaerah Kabupaten Bogor. Salah satu lokasinya ada di Desa Urug Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor. Penyebab utama bencana longsor tersebut dikarenakan curah hujan yang tinggi, sedangkan tanah tidak sanggup menampung air hujan tersebut. Biasanya air hujan tersebut disimpan oleh akar pepohonan yang ada dudaerah perbukitan diatas hulu sungai. Dengan kondisi penebangan liar dikawasan hutan disepanjang sungai dan perbukitan, maka tanah lereng di wilayah perbukitan tergerus air dan tidak ada akar pohon yang mengikatnya dan mengakibatkan bencana longsor. Dari kejadian tersebut perlu dilakukan identifikasi beberapa penyebab lainnya yang berdampak kepada longsor tersebut. Dari hasil identifikasi dengan mengambil informasi dari beberapa kalangan masyarakat sekitar lokasi maupun dari korban bencana longsor sendiri, dapat diambil kesimpulan bahwa bencana longsosrbmemang terjadi akibat penebangan hutan secara liar. Hal lain yang terjadi juga adalah kekurangan atau tidak adanya proteksi lereng diatas bangunan rumah dan dibawah rumah, sehingga erosi tanah terjadi pada setiap musim hujan tiba. Dalam hal penggulangannya dari Pemerintah sedang dibuatkan Rumah Khusus Rusus untuk korban benca longsor tersebut bertepatan di depan Kantor Desa Urug seluas ±8 hektar. C. Konservasi Tanah Di wilayah Indonesia, sangat pentingnya konservasi tanah dan air pada satuan sistem Daerah Aliran Sungai DAS yang mulai disadari setelah terjadi banjir besar Bengawan Solo pada tahun 1966. Kesadaran atas dampak kejadian tersebut ditindak lanjuti dengan upaya penanggulangan pada skala luas melalui Proyek Penghijauan Departemen Pertanian 001 pada tahun 1969. Sistem pengelolaan DAS untuk mendukung pelaksanaan konservasi tanah tersebut, diformulasikan pada tahun 1972 melalui Proyek Upper Solo Watershed Management and Upland Development Project TA INS/72/006. Dari perjalanan waktu penyelenggaran dalam pengelolaan DAS, setiap kegiatan pengelolaan DAS dapat diartikan sebagai pengelolaan sumber daya alam SDA berskala DAS berdasarkan integrase keterlibatan masyarakat, pengetahuan teknis dan struktur organisasi beserta arah kebijakkan dari kegiatan tersebut. Pendekatan dalam pengelolaan DAS menjadi relevan kembali setelah munculnya beberapa persoalan pengelolaan SDA serta dampak pengelolaan yang buruk. Sementara itu, pendekatan dalam pengelolaan DAS juga mengalami perubahan seiring dengan adanya perubahan situasi, permasalahan, kondisi dan pergeseran paradigma. Ini menguraikan cakupan, permasalahan pengelolaan SDA dan upaya yang perlu dilakukan agar semua pihak dapat mengacunya. Permasalahan DAS ini dapat dilakukan dengan cara melaksanakan penghijauan, yang dilakukan untuk mengurangi erosi tebing sungai yang disebabkan oleh adanya gerusan aliran sungai yang terjadi pada saat hujan lebat dan secara tiba-tiba. Kejadian tersebut ditambah lagi dengan rusaknya hutan dan DAS di bahagian hulu. Adapun yang dikaji dalam artikel ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan Penataan Lingkungan Dengan Penanaman Pohon Untuk Mencegah Terjadinya Longsor Di Desa Urug, Sukajaya, Bogor 173-176 terjadinya kerusakan DAS, penurunan kwalitas air, penurunan muka air suatu waduk dan danau, terjadinya bencana alam longsor, banjir dan kekeringan, sistem ekologi dan manajemen DAS, peran Agroforestry dalam menanggulangi banjir dan longsor DAS serta Teknologi pengelolaan DAS. METODE PELAKSANAAN Pemecahan Masalah Berikut kerangka pikir dalam pemecahan masalah dengan "Penataan Lingkungan dengan Penanaman Pohon untuk mencegah terjadinya Longsor di Desa Urug, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor ". Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam skema di bawah ini Gambar 1 Skema PKM Pelaksanaan Dalam menjalankan program ini, ada beberapa metode pelaksanaan teknis yang dilakukan, diantaranya sebagai berikut Penataan konsep Pananaman Kembali pemukiman pada Tanah Lereng Peningkatan kesadaran warga untuk penghijauan lingkunganuntuk penghijauan Langkah-langkah dan arahan Warga Desa Urug, Kec. Sukajaya, Kab. Bogor Penyuluhan, diskusi dan Simulasi Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat – Aphelion Vol. 1 No. 2 Februari 2021 174-176 1.Menjalin kerja sama dengan Kepala Desa dan perangkat Kantor Desa Urug, Kec. Sukajaya, Kab Bogor. 2.Melakukan sosialisasi melalui penyuluhan dalam penataan lingkungan dan bagaimana melakukan penanaman Kembali rebosisasi disekitar lereng yang rawan akan longsor tersebut. 3.Penyerahan bibit pohon untuk ditanamkan dan diberikan contoh dalam penanamannya serta merawat agar tanaman pohon tersebut tumbuh subur. 4.Memberikan pengetahuan cara merawat tanaman yang ditanamkan dan bagaimana cara pemeliharaannya. 5.Memberikan akses kepada masyarakat dan perangkat Desa agar bisa langsung menghubungi bagian pembibitan tanaman hortikultura di Institut Pertanian Bogor. 6.Memberikan pengetahuan agar kelestarian lingkungan akan menjadi sebuat asset dalam pengembangan pariwisata dalam konsep Desa Wisata. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis dan laporan kunjungan yang dilakukan secara teratur setelah pelaksanaan pengabdian masyarakat, dapat dilihat masih terawatnya bibit tanaman yang telah ditaman tersebut dalam usia 2 minggu. Dalam melihat pertumbuhan bibit pohon tersebut akan dilakukan pemantauan berkala, agar semua aktifitas pertumbuhan bibit pohon tersebut dapat dilihat apakah tumbuh dengan subur atau tidak. Variabel pertumbuhan yang diamati yaitu tinggi, diameter dan jumlah daun tanaman. Proses pemantauan tersebut mengacu pada tinggi tanaman yang diukur 1cm dari permukaan tanah sampai ke ujung titik pertumbuhan batang. Diameter batang diukur dengan menggunakan caliper dalam satuan mm. pengukuran diameter diukur pada titik qcm dari permukaan tanah. Jumlah daun yang dihitung adalah berdasarkan pertambahan jumlah daun majemuk yang muncul pada setiap pengamatan. Jumlah daun akan majemuk yang muncul setiap pengamatan. Jumlah daun akan dihitung apabila tangkai daun sudah mulai terlihat jelas, meskipun anak dari daunnya belum membuka secara sempurna Sukarman 2012. Untuk program Desa Wisata yang diinisasi, akan dilakukan pembahasan selanjutnya setelah rumah-rumah yang dibangun sudah ditempati oleh masyarakat korban longsor. Nantinya akan dibuatkan semacam landscape yang mengatur tanaman apa saja yang layak ditanam, mengingat karakeristik tanaman yang berbeda-beda dan luas pekarangan yang terbatas. Diharapkan program Desa Wisata ini akan terwujud dengan konsep perumahan hijau yang diantara rumahnya terdapat sebanyak 24 unit rumah adat dengan tampilan budaya arsitektural setempat. Penataan Lingkungan Dengan Penanaman Pohon Untuk Mencegah Terjadinya Longsor Di Desa Urug, Sukajaya, Bogor 175-176 Gambar 2 Halaman muka Materi Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Gambar 3 Bagian dari Materi Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Gambar 4 Bagian dari bibit pohon yang ditanam dekat lereng pemukiman Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat – Aphelion Vol. 1 No. 2 Februari 2021 176-176 SIMPULAN Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian tersebut kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat LPPM dan Dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Pamulang adalah sebagai berikut 1. Melakukan penyuluhan untuk melakukan penataan lingkungan yang ditumbuhi pohon-pohon hortikultura dengan menggunakan konsep penanaman kembali reboisasi. 2. Entusias masyarakat dengan program ini sangat menunjang program penghijauan pemukiman yang akan menjadi Desa Wisata. 3. Setelah melakukan Pengabdian Masyarakat diketahui bahwa faktor penyebab longsor yang terjadi adalah karena lereng pemukiman tidak didukung oleh akar-akar pohon yang kuat dan dalam. 4. Membutuhkan penyuluhan berkala agar terwujudnya konsep Desa Wisata dengan pemukiman yang hijau dan asri. Berdasarkan hasil kesimpulan didapatkan beberapa saran sebagai berikut 1. Untuk meningkatkan jumlah pohon yang ditanam, akan dilakukan pengambilan tambahan bibit pohon ke Bagian Penyemaian Bibit Tanaman Hortikultura di Institut Pertanian Bogor. 2. Diperlukan pemanatauan berkala dalam pengembangan Desa Wisata serta melihat pertumbuhan bibit pohon yang ditanam. DAFTAR PUSTAKA Fendy Faizal Gobel. 2019. Konsep Penataan Kawasan Permukiman Desa Lemito. Journal of Infrastructure & Science Engneering, Gorontalo, Vol. 2 Nomor 2; pp. 31-45 Heru Sri Naryanto, Hasmana Soewandita, Deliyanti Ganesha, Firman Prawiradisastra, dan Agus Kristijono. 2019. Analisis Penyebab Kejadian dan Evaluasi Bencana Tanah Longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur Tanggal 1 April 2017. Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 1, Issue 2; Presiden RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Sadana, A. S. 2014. Perencanaan Kawasan Permukiman. Yogyakarta Graha Ilmu Sukarman, R. Kainde, dan 2012. Pertumbuhan Bibit Sangon Paraserianthes falcataria pada berbagai media tumbuh. Eugenia, Vol. 18 Nomor 2; pp. 215-220 ... Penataan lingkungan merupakan kegiatan menata suatu kawasan, agar berfungsi dengan baik dan optimal. Sebuah kawasan dapat dikatakan baik, apabila kondisi lingkungannya dijaga dan dipelihara dengan baik juga seperti, saluran air yang terbebas dari sampah, halaman rumah yang bersih dan nyaman, serta lingkungan yang asri dan indah Adhistian dkk, 2021. Penataan lingkungan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu mengadakan gerakan penanaman pohon di kawasan tertentu dan pembagian bibit kepada masyarakat. ...Jurnal WicaraIda ErmianaAulia Patra Nirmala NirmalaSulihan SulihanPelaksanaan Kuliah Kerja Nyata KKN tidak semata-mata diadakan hanya untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada perguruan tinggi. Pelaksanaan KKN ditujukan untuk menumbuhkan kecakapan dan keterampilan Mahasiswa dalam menyelesaikan berbagai problematika yang terjadi di lingkungan masyarakat melalui beberapa program kerja yang direncanakan, salah satunya yaitu penanaman dan pembagian bibit buah gratis kepada masyarakat desa untuk membantu permasalahan cuaca yang kian memanas dan membuat penghijauan dilingkungan setempat, serta menambah pemasukan masyarakat melalui buah yang dihasilkan oleh bibit yang ditanam. Desa Kuripan Timur merupakan desa yang terletak di Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat. Desa Kuripan Timur memiliki luas sekitar dan terdiri dari empat dusun. Sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh masyarakat desa Kuripan Timur. Metode kegiatan dilakukan dengan tiga tahapan yaitu, tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penanaman dan pembagian bibit dilakukan selama 3 hari. Hasil dari kegiatan ini yaitu sebanyak bibit buah berhasil dibagikan kepada seluruh masyarakat desa Kuripan Timur dan 20 bibit juga berhasil ditanam pada bagian depan green house milik desa. Melalui kegiatan ini diharapkan permasalahan yang dialami oleh masyarakat desa mengenai udara dan cuaca yang kian memanas dapat teratasi dengan baik, serta lingkungan hidup sekitar dapat tertata dengan baik Penataan Kawasan Permukiman Desa LemitoFendy Faizal Gobel. 2019. Konsep Penataan Kawasan Permukiman Desa Lemito. Journal of Infrastructure & Science Engneering, Gorontalo, Vol. 2 Nomor 2; pp. 31-45Analisis Penyebab Kejadian dan Evaluasi Bencana Tanah Longsor di Desa BanaranHasmana Heru Sri NaryantoDeliyanti SoewanditaFirman GaneshaPrawiradisastraAgus DanKristijonoHeru Sri Naryanto, Hasmana Soewandita, Deliyanti Ganesha, Firman Prawiradisastra, dan Agus Kristijono. 2019. Analisis Penyebab Kejadian dan Evaluasi Bencana Tanah Longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur Tanggal 1 April 2017. Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 1, Issue 2;
BanjarmasinAksi masyarakat melakukan penanaman pohon, adalah salah satu langkah untuk mengantisipasi semakin tingginya angka pencemaran lingkungan dan dampak pemanasan global.Demikian sambutan Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan yang dibacakan Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan, Adi Santoso, pada saat membuka secara resmi kegiatan Penanaman Pohon dan Bakti Sosial Kesehatan yang
Land use conversion in to settlements and agricultural land affect rainwater can not be infiltrate directly in to the soil. Cibiru District has large area with slope so that this region has high risk of erosion. Soil and water conservation activity through tree planting methode involving comunity services is startegic effort to overcome potential erosion hazzard and increase soil infiltration. The activity of Community services was held from July-August 2018 in Palasari sub-district which has slope 8-15%. This community services methode used in the form of tree planting workshop and supervision during the manintenance periode. This tree planting program was welcomed enthusiastically by the community. The comunity in Cibiru District is pro active in preservation trees, especially during the dry season. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PENANAMAN POHON SEBAGAI UPAYA MENJAGA CADANGAN AIR TANAH DAN MENCEGAH BAHAYA EROSI DI KECAMATAN CIBIRU Kundang Harisman1, Budy Frasetya2, Adjat Sudrajat3, Suryaman Birnadi4, Maratun Sholeha5 Jurusan Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung 1 kundangharisman 2 budyfrasetya 3adjatsudrajat59 4 sbirnadi_6165 5 rmaratun Abstrak Perubahan penggunaan lahan menjadi pemukiman dan lahan pertanian menyebabkan air hujan yang turun tidak dapat langsung meresap ke dalam tanah. Wilayah di Kecamatan Cibiru termasuk wilayah berlereng sehingga potensi erosi di wilayah ini termasuk tinggi. Tindakan konservasi tanah dan air melalui gerakan menanam pohon dengan melibatkan masyarakat merupakan upaya strategis dalam menurunkan bahaya erosi dan mengalirkan air hujan ke dalam tanah melalui proses infiltrasi. Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Juli-Agustus 2018 dipusatkan di Kelurahan Palasari yang memiliki kemiringan lereng 8-15%. Metode pengabdian yang digunakan dalam bentuk pelatihan penanaman pohon dan pendampingan selama masa penanaman dan pemeliharaan. Kegiatan penaman pohon ini disambut antusias oleh masyarakat. Masyarakat pro aktif dalam memelihara pohon terutama pada musim kemarau. Kata kunci aliran permukaan, infiltrasi, konservasi vegetatif, potensi erosi Abstract Land use conversion in to settlements and agricultural land affect rainwater can not be infiltrate directly in to the soil. Cibiru District has large area with slope so that this region has high risk of erosion. Soil and water conservation activity through tree planting methode involving comunity services is startegic effort to overcome potential erosion hazzard and increase soil infiltration. The activity of Community services was held from July-August 2018 in Palasari sub-district which has slope 8-15%. This community services methode used in the form of tree planting workshop and supervision during the manintenance periode. This tree planting program was welcomed enthusiastically by the community. The comunity in Cibiru District is pro active in preservation trees, especially during the dry season. Keywords run off, infiltration, vegetative conservation, community services PENDAHULUAN Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Bandung 2017 Kecamatan Cibiru terdiri dari empat kelurahan yang memiliki luasan daerah sebagai berikut Kelurahan Cisurupan memiliki wilayah terluas 232,43 ha diikuti oleh Kelurahan Palasari 175,09, Kelurahan Pasir Biru 158,72 ha, dan Kelurahan Cipadung 117,97. Hutan sekunder yang ada di wilayah kecamatan Cibiru hanya sekitar 6,7 % dari luasan kecamatan cibiru sedangkan untuk permukiman berkisar 25 % dari luasan kecamatan Cibiru. Persentase permukiman yang lebih besar dapat menyebabkan daya serap air berkurang. Berkurangnya daya serap air di kawasan Kecamatan Cibiru menyebabkan tingkat erosi dan banjir cukup tinggi pada daerah rendah dibawah kecamatan Cibiru. Sehingga persentase bencana alam longsor atau banjir semakin meningkat. Oleh karena itu perlu dilakukan rehabilitasi didaerah dataran tinggi Frasetya, 2015. Kecamatan Cibiru dengan cara Penanaman pohon di daerah kritis diharapkan dengan adanya penghijauan pada kawasan kritis Kecamatan Cibiru dapat mengurangi bencana longsor dan banjir serta berfungsi sebagai daerah penyangga. Penanaman Pohon Sebagai Upaya Menjaga Cadangan Air Tanah Dan Mencegah Bahaya Erosi Di Kecamatan Cibiru 35 Aliran permukaan yang tinggi akibat kerapatan vegetasi rendah meyebabkan kompaksi tanah sehingga proses infiltrasi air hujan ke dalam profil tanah sangat rendah. Dampaknya cadangan air tanah menurun terutama sangat dirasakan pada saat musim kemarau. Permasalah yang umum terjadi di musim kemarau di wilayah Kecamatan Cibiru adalah ketersediaan air bersih terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Kawasan Bandung Utara KBU seperti Kelurahan Cisurupan. Kondisi ini sangat ironis seharusnya daerah-daerah atas masayarakatnya tidak mengalami keterbatasan air bersih di musim kamarau. Upaya penanaman pohon diharapkan dapat mengatasi keterbatasan air tanah pada 5-10 tahun kedepan. Partisipasi masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan di wilayah Kecamatan Cibiru perlu ditingkan dengan memberikan informasi tentang pentingnya menanam pohon sebagai salah satu kegiatan konservasi dan pelatihan pemeliharan tanaman yang telah ditanam oleh masyrakat secara swadaya maupun yang ditanam oleh pemerintah untuk dijaga secara bersama. Komunitas yang dijadikan sasaran pada kegiatan penanaman pohon adalah seluruh masyarakat di Kecamatan Cibiru, namun sebagai percontohan agar pelatihan tepat sasaran dan kemudahan monitoring dipilihlah pasukan Go-Ber yang merupakan tim kebersihan yang berada di setiap kelurahan. Tim Go-Ber direkrut dari masyarakat di sekitar kelurahan-kelurahan yang ada di Kecamatan Cibiru. Tim Go-Ber merupakan target sasaran strategis dikarenakan selain mereka memelihara kebersihan di lingkungan kelurahan masing-masing, keberadaan mereka dapat diberdayakan sebagai garda depan dalam penanaman pohon. Peningkatan keahlian pemeliharaan pohon tim Go-Ber ini selain efektif, mereka selalu siap siaga di lingkungan sehingga diharapkan pemeliharaan tanaman dapat berjalan maksimal. Pelaksanaan kegiatan penanaman pohon ini diaharapkan dapat memotivasi masyarakat di wilayah Kecamatan Cibiru untuk berperan aktif dalam mengurangi dampak kerusakan lingkungan, diantaranya 1. Daerah rawan longsor di daerah Kecamatan Cibiru menjadi hijau kembali dengan adanya penanaman pohon. 2. Cadangan air tanah di dataran tinggi wilayah kecamatan Cibiru meningkat 3. Mengurangi terjadinya longsor dan banjir di daerah dataran rendah Kota Bandung khususnya wilayah Bandung Timur. METODOLOGI PENGABDIAN Strategi yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian ini dibagi kedalam dua tahap yaitu 1. Pelatihan metode konservasi tanah dan air 2. Penanaman dan pemeliharaan pohon 3. Pendampingan pada awal tanam pohon Pelaksanaan pengabdian penanaman pohon ini mengacu pada model desain instruksional Analysis-Desain-Develop-Implement-Evaluate ADDIE. Model ini dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda 1990-an yang merupakan model desain pembelajaran/pelatihan yang berifat generic serta menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastuktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Tahapan pada model ADDIE ini menggunakan 5 tahap atau langkah pengembangan Gambar 1. Gambar 1 Model desain instruksional Analysis-Desain-Develop-Implement-Evaluate ADDIE 1. Analisis Analyze Tahap analisis merupakan suatu proses needs assessment analisis kebutuhan, mengindentifikasi masalah kebutuhan dan melakukan analisis tugas task analyze. Hasil yang dihasilkan berupa pemilihan titik daerah Penanaman Pohon Sebagai Upaya Menjaga Cadangan Air Tanah Dan Mencegah Bahaya Erosi Di Kecamatan Cibiru 36 yang membutuhkan penghijauan. Penentuan titik menguunakan Sistem Informasi Geografis SIG. Kegiatan yang dilakukan ialah mengadakan Focus Group Discussion FGD dengan melibatkan pengurus kecamatan dan kelurahan di kecamatan Cibiru, dari hasil diskusi dapat titik daerah yang operlu dilakukan penanaman pohon. 2. Design Design Kegiatan pada tahap ini merancang desain penanaman pada lahan terbatas. Tim pelaksana melakukan observasi wilayah yang terbuka tanpa vegetasi tanaman pelindung dan berpotensi terjadi erosi dan longsor Gambar 2 untuk merancang model penanaman, dari hasil observasi didapat model penaman pohon lahan berlereng dan daerah yang gundul. 3. Pengembangan Development Kegiatan pada tahap ini membangun strategi penanaman dan pemeliharaan pohon yang sudah ditanam agar tetap tumbuh dan terjaga, sehingga pohon tersebut dapat meningkatkan cadagan air dan mengurangi tingkat erosi di wilayah Kecamatan Cibiru. 4. Implementasi Implementation Kegiatan pada tahap ini menerapkan penananman dan pembinaan pada titik-titik daerah yang sudah ditentukan. Sebelum menerapkan, tim pengabdian dan warga melakukan pelatihan dan pembinaanketerkaitan fungsi, pemeliharaan pohon yang sudah ditanam 5. Evaluasi Evaluation Evaluasi dilakukan oleh tim terkait pada wilayah-wilayah yang sudah menjadi titik penanaman pohon. Evaluasi awal tentang penyampaian materi dan praktek penanaman pohon serta memberikan questioner keterkaitan dengan penghijauan pada saat FGD. Demikian pula akan diberikan questioner di akhir kegiatan keterkaitan dampak yang dihasilkan setelah adanya kegiatan pengabdian ini. Selain itu evaluasi dilakukan setelah tim pengabdian melakukan pendampingan pada warga disekitar titik lokasi penanaman pohon. PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan pelatihan dan pemeliharaan pohon di pusatkan di Kelurahan Palasari dan Kelurahan Cisurupan kegiatan ini sangat penting dilakukan dikarenakan sebagaian masyarakat masih beranggapan bahwa tanaman kayu atau pohon pelindung tidak perlu dirawat. Sama halnya dengan tanaman lain, tanaman kayu 1-3 tahun dari pindah tanam memerlukan perawatan terutama di musim kemarau. Kegiatan ini mencakup pemilihan lokasi, metode pemupukan dan strategi pemeliharaan tanaman di musim kemarau untuk meminimalisir penyiraman dengan tetap memperhatikan pertumbuhan tanaman. Kegiatan pelatihan dilaksanakan di ruang serba guna Kelurahan Palasari. Kegiatan pelatihan ini tidak hanya melibatkan Dosen Jurusan Agroteknologi UIN SGD Bandung namun mahasiswa diikutsertakan pada kegiatan ini. Mahasiswa berperan untuk melakukan monitoring kondisi tanaman yang telah ditanam. Pada kegiatan ini diberikan stimulus berupa bibit tanaman keras Gambar 2 yang bermanfaat hasil kayunya seperti Pohon Albasia. Gambar 2 Kegiatan Pelatihan oleh Ketua Tim Ir. Kundang Harisman, Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh kurang lebih 60 orang Gambar 4. Antusiasme masyarakat terlihat dari sesi tanya jawab terkait pemeliharaan, munculnya konflik kepentingan antara petani dengan program penanaman pohon terjadi dikarenakan petani beranggapan bahwa pohon-pohon yang ditanam akan menghalangi sinar matahari dan menggangu produktivitas tanaman yang dibudidayakan. Kondisi ini memerlukan pendampingan untuk memberikan pengertian kepada petani bahwa pohon-pohon Penanaman Pohon Sebagai Upaya Menjaga Cadangan Air Tanah Dan Mencegah Bahaya Erosi Di Kecamatan Cibiru 37 yang ditanam dapat membantu petani menekan kerusakan tanah akibat erosi. Gambar 3 Serah Terima Secara Simbolis Pohon Pelindung Gambar 4 Peserta Menyimak Pemaparan Materi dari Ketua Tim Pengabdi HASIL DAN PEMBAHASAN A. Peran Masyarakat dalam Konservasi Tanah dan Air Perubahan penggunaan lahan sebagai bentuk pemanfaatan sumberdaya lahan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kemajuan teknologi di berbagai sektor mendorong lahan-lahan pemanfaatan lahan tidak sesuai dengan kesesuaian lahannya. Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kesesuaian lahannya menyebabkan degradasi lahan Arsyad, 2006. Sebagai sumber daya alam untuk pertanian tanah memiliki dua fungsi sebagai tempat tegaknya tanaman dan sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Menurunnya fungsi ekologi tanah tidak hanya dipengaruhi oleh penggunaan lahan untuk infrastruktur seperti pemukiman, pembangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial, aktivitas pertanian merupakan salah satu penyumbang rusaknya ekologi tanah. Aktivitas penggunaan lahan yang tidak memperhatikan konservasi tanah dan air telah menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan salah satunya ketidak seimbangan antara hujan dan kemampuan tanah untuk menginfiltrasi hujan yang turun masuk ke dalam matriks tanah. Akibatnya air hujan yang turun akan mengalir di permukaan kemudian secara cepat akan mengisi saluran drainase dan apabila saluran drainase tidak mampu menamung aliran permukaan maka mulailah terbentuk genangan di permukaaan yang sifatnya sementara maupun permanen. Hilangnya vegetasi di Kecamatan Cibiru tidak dapat dihindari karena adanya aktivitas pembangunan pemukiman dan aktivitas budidaya pertanian pada lahan-lahan yang dimiliki warga maupun lahan-lahan yang dimiliki pemerintah Kota Bandung. Hasil survei penentuan lokasi pengabdian menunjukkan bahwa beberapa titik lahan pertanian pada lahan berlereng dibiarkan terbuka padahal hal tersebut dapat menyebabkan erosi. Penanaman tanaman pelindung di areal lahan pertanian masih dianggap sebagai pengganggu sinar matahari masuk ke lahan pertanian. Kegiatan pengabdian yang dilakukan tidak hanya memberikan informasi kepada masyarakat tetapi memberikan contoh bentuk konservasi yang sinergi dengan aktivitas pertanian sehingga konflik kepentingan dengan petani dapat diatasi secara produktif. Hilangnya secara berlebihan lapisan tanah atas karena erosi dapat menyebabkan kesuburan tanah menurun dan biaya produksi pengolahan tanah dan pemupukan meningkat. Program pengabidan ini dapat diterima masyarakat menurut Darmansah et al. 2016 program ini dapat berkelanjutan apabila menjungjung tinggi nilai partisipasi. Penanaman Pohon Sebagai Upaya Menjaga Cadangan Air Tanah Dan Mencegah Bahaya Erosi Di Kecamatan Cibiru 38 Pada saat pelaksanaan program masyarakat sangat antusias untuk melakukan program penanaman pohon dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab Gambar 8. Kegiatan penanaman yang dilakukan masyarakat perlu diberikan pendampingan hal ini dikarenakan tidak semua masyarakat memiliki keterampilan untuk menanam pohon terutama apabila tanaman yang ditanam mengalami kendala seperti kekurangan unsur hara, terkena serangan hama dan penyakit. Kegiatan pendampingan tidak hanya memberikan masukan teori juga menampung kreativitas masyarakat yang secara tidak langsung dapat digunakan sebagai bahan untuk kajian pengembangan untuk mengatasi masalah yang umum dihadapi oleh masyrakat. Kegiatan penanaman merupakan salah satu tindakan konservasi yang termasuk ke dalam konservasi secara vegetatif. Menurut Arsyad, 2006 metode konservasi vegetatif merupakan penggunaan tanaman dan tumbuhan atau bagian tumbuhan atau sisa-sisanya untuk mengurangi daya tumbuk butir hujan yang jatuh, mengurangi jumah dan kecepatan aliran permukaan yang pada akhirnya mengurangi erosi. Metode vegetatif dalam konservasi tanah meliputi penanaman dalam strip, penggunaan sisa-sisa tanaman, geotekstil, strip penyangga, tanaman penutup tanah, pergiliran tanaman, agroforestry. B. Kendala Penerapan Konservasi Penerapan pemanfaatan lahan dengan menerapkan berbagai metode konservasi dihadapkan pada berbagai kendala diantaranya keterbatasan waktu akibat kesibukan msayarakat kota, ketersediaan halaman, lahan berlereng, ketersediaan air untuk irigasi. Kendala penerapan metode konservasi vegetatif ini dengan penanaman pohon adalah apabila menghadapi musim kemarau peran serta masyarakat untuk menyiram tanaman menjadi kendala. Permasalahannya tidak hanya partispasi masyarakat yang masih rendah untuk memelihara tanaman namun ketersediaan air untuk peniraman juga pada saat musim kaemarau terbatas. Pembuatan embung-embung atau kolam retensi juga bukan tanpa kendala, masyrakat umumnya tidak mau lahannya terpakai untuk menampung air hujan, sehingga solusinya pemanfaatan lahan pemerintah untuk dibangun sebagai kolam retensi. Pembangunan kolam retensi juga perlu perhatian dikarenakan dekat pemukiman faktor keselamatan pembangunan kolam retensi khususnya anak-anak perlu dipertimbangkan sehingga solusi yang dibangun tidak menimbilkan masalah dikemudian hari. UCAPAN TERIMA KASIH Kami ucapkan terima kasih kepada Rektor UIN Sunan Gunung Djati, Ketua LP2M, Ketua Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah membiayai kegiatan ini melalui skema bantuan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2018. PENUTUP Kesimpulan Kegiatan penanaman pohon sebagai upaya menjaga cadangan air tanah dan menurunkan erosi tanah mendapat respons positif dengan melibatkan masyarakat dan aparatur pemerintahan. Stimulus berupa bantuan bibit diaharapkan dapat diikuti dengan adanya kegiatan swadaya penyediaan bibit tanaman secara mandiri. Saran Penanaman berbagai jenis pohon diharapkan menjadi program masyrakat di tingkat RW sehingga masing-masing wilayah dapat merumuskan kebutuhan bibit sehingga muncul peluang usaha baru untuk menyediakan bibit yang dikelola oleh masyrakat secara mandiri. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, S. 2006. Konsevasi Tanah dan Air 2nd ed.. Bogor IPB Press. Badan Pusat Statistik Kota Bandung. 2017. Kecamatan Cibiru dalam Angka 2017. Bandung Badan Pusat Statistik Kota Bandung. Dariah, A., Nurida, N. L., & Sutono. 2013. Peranan Pembenah Tanah untuk Perbaikan Kualitas Tanah, Peningkatan Penanaman Pohon Sebagai Upaya Menjaga Cadangan Air Tanah Dan Mencegah Bahaya Erosi Di Kecamatan Cibiru 39 Produksi Tanaman Pangan dan Efisiensi Penggunaan Pupuk pada Lahan Kering di Panjalu, Ciamis, Jawa Barat. In D. K. S. Swastika, K. Suradisastra, & B. Hutabarat Eds., Pemanfaatan dan Pendayagunaan Lahan Terlantar Menuju Implementasi Reforma Agraria pp. 104–114. Bogor Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian. Darmansah, A., Nugroho, T., & Supriyono, E. 2016. Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan Polikultur Bandeng dan Udang di Desa Karangsong , Indramayu , Jawa Barat Community development through Milk Fish and Prawn Polyculture in Karangsong. Agrokreatif, 2November, 92–99. Frasetya, B. 2015. Kajian Evaluasi Kerusakan Tanah Pada Lahan Kering dengan Bergbagai Penggunaan Lahan untuk Produksi Biomassa di Kabupaten Subang. Universitas Padjadjaran. Frasetya, B., Setiati, Y., Septianugraha, R., & Muhammad, G. 2018. Pemanfaatan Citra Landsat 8 dan Google Earth untuk Identifikasi Lahan Sawah di Kecamatan Cibiru Kota Bandung. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 73, 428–436. Frasetya, B., Suriadikusumah, A., & Harryanto, R. 2016. Evaluasi Kriteria Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa pada Lahan Kering di Kabupaten Subang. Soilrens, 141, 1–5. Retrieved from ... Sehingga di daerah Sendang Bulus banyak tumbuh pohon-pohon besar, seperti pohon mahoni, pohon trembesi, pohon jati dan lainlain. Keberadaan pohon-pohon besar tersebut merupakan bentuk pencegahan pemanfaatan lahan yang tidak tepat yang menyebabkan degradasi lahan seiring dengan pertumbuhan penduduk serta perkembangan teknologi di berbagai sektor Harisman et al, 2019. ...Dela tiara PutriDi wilayah Ponorogo, Sendang Bulus merupakan salah satu tempat wisata air yang cukup terkenal. Sebagai bagian dari upaya konservasi, Sendang Bulus pertama kali diaplikasikan pada ternak bulus Amyda cartilaginea. Keberadaan wisata air Sendang Bulus dapat menjadi kontribusi bagi pelestarian bulus sekaligus sebagai daya tarik wisata yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, seperti pengamatan bulus, memancing, edukasi ekowisata, wisata budaya, dan fotografi. Dengan menggunakan strategi penawaran supply dan permintaan demand, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya tarik wisata air Sendang Bulus di Desa Pager, Bungkal, Kabupaten Ponorogo. Analisis penawaran didasarkan pada hasil kuesioner dan observasi terhadap sumber daya yang berpotensi menjadi daya tarik wisata, sedangkan analisis permintaan dilakukan dengan mengkaji hasil studi pustaka dan persepsi pengunjung melalui media sosial. Hasil dari penelitian mengungkapkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan pada beberapa atraksi wisata dan sarana/prasarana pendukung di Sendang Bulus disebabkan oleh kemunculan bulus tergolong sedikit, buruknya kondisi jalan menuju ke objek wisata, dan wahana permainan yang kurang terawat.... The last form of community participation is in the form of energy, namely in tree planting activities. Tree planting activities are one of the conservation actions that are included in vegetative conservation[8]. This tree planting activity was carried out by KOMPEPAR along with all 10 RWs in Darmaraja Village, Darmaraja District, Sumedang Regency. ... Siti FadjarajaniRuli As'ariSiti NurhayatiSiti FadjarajaniThis study aimed to determine an inventory of objects in the Golempang Charm Area of Darmaraja Village, in Darmaraja District, Sumedang Regency, as well as the forms of community participation in the development of these tourist attractions. Descriptive methods were used. This study used observations, questionnaires, interviews, a literature review and documentation analysis as data collection techniques. Households in the area of RW 10 in Darmaraja Village were included in the study and these were selected using random sampling. The results showed that in the tourist attraction Pesona Golempang there was natural scenery from the top of Mount Golempang with an excellent natural panorama, which included the Jatigede Dam; extensive camping grounds; the potential for selfies; and opportunities for paragliding. Meanwhile, the forms of community participation in the development of Pesona Golempang tourist attraction took the form of labor, including for road construction, devotional work and tree-planting, and forms of material participation in road construction activities. Keywords tourism, community participation, Pesona Golempang... Meanwhile, climatologically, trees can lower the temperature so that the air becomes cool, fresh, and comfortable Budiman & Sunan, 2017. In addition, soil and water conservation measures through planting trees by involving the community is a strategic effort to reduce the danger of erosion and drain rainwater into the soil through the infiltration process Harisman et al., 2019. This fact is also supported by the fact that planting trees and protecting trees can cope with flood disasters and create an air that is rich in clean and healthy oxygen Singgih & Adi, 2018. ...Melihat areal dan ruang publik di Desa Sari Harapan yang hanya ditumbuhi oleh tanaman sawit, sehingga menimbulkan kesadaran untuk menginisiasi program penanaman pohon yang terdiri dari 2 dua jenis tanaman yaitu Meranti Shorea acuminata dan Durian Durio zibethinus. Area di sekitar lingkungan di sekitar desa yang terbilang gersang dari keragaman jenis tanaman, karena itu, kegiatan penghijauan ini dirasa sangat penting dilakukan untuk menciptakan lingkungan senyaman mungkin. Kegiatan peduli lingkungan ini dilakukan melalui penanaman pohon kayu dan buah dianggap penting untuk dilakukan dengan mengajak masyarakat sebagai wujud nyata untuk mencintai lingkungannya. Pentingnya tanaman atau tumbuh-tumbuhan hijau bagi kelangsungan hidup manusia dan ekosistem untuk melangsungkan kehidupannya di mana tumbuh-tumbuhan hijau menerima sinar matahari, air H20, dan karbon dioksida C02, dari lingkungan sekitarnya yang kemudian diubah menjadi oksigen O2 dan karbohidrat C6H12O6. Melalui pelaksanaan Program Kerja mahasiswa KKN, masyarakat diajak ikut menanam pohon durian dan meranti melalui koordinasi dengan pihak kantor pemerintah desa, setelah sebelumnya diadakan koordinasi khusus untuk memilih jenis tanaman yang akan ditanam, serta pengadaan bibitnya dari Kebun Bibit Desa yang dapat menjamin jenis bibit yang baik dan berkualitas. Lokasi penanaman juga atas anjuran pemerintah desa yaitu di sekitar kantor desa setempat. Warga desa yang terlibat mengikuti kegiatan ini berjumlah 10 Kepala Keluarga, dengan luas lahan yang ditanami berukuran 50 x 100 Regulation No. 150 Year 2000 on Soil Degradation Control for Production of Biomass is a testament to the seriousness of the government in anticipating and addressing land degradation due to biomass production. In fact, unsustainable intensification can cause soil degradation. Soil degradation parameters may change in accordance with the conditions of the district/city. This study aimed to evaluate the standard criteria of soils degradation on dry land in Subang District. Did having high accuracy and whether the ten parameters are decisive parameters. The research method used was a descriptive survey. Data from the field and then analyzed using discriminant analysis. The results of discriminant analysis for soil degradation standard criteria in Subang District, determining parameters were selected 4 parameters, ie bulk density, sand fraction,electrical conductivity, soil reaction pH with the level of accuracy obtained discriminant function 74,1 % with corelation coeficient 0,866 or 86,6 % and determination coeficient R2 0,75 or 75 %. Keywords Accuracy Discriminant Function, Evaluation Standards Criteria, Parameters DeterminantPemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan Polikultur Bandeng dan Udang di Desa KarangsongA DarmansahT NugrohoE SupriyonoDarmansah, A., Nugroho, T., & Supriyono, E. 2016. Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan Polikultur Bandeng dan Udang di Desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat Community development through Milk Fish and Prawn Polyculture in Citra Landsat 8 dan Google Earth untuk Identifikasi Lahan Sawah diB FrasetyaY SetiatiR SeptianugrahaG MuhammadFrasetya, B., Setiati, Y., Septianugraha, R., & Muhammad, G. 2018. Pemanfaatan Citra Landsat 8 dan Google Earth untuk Identifikasi Lahan Sawah di Kecamatan Cibiru Kota Bandung. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 73, Kriteria Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa pada Lahan Kering di Kabupaten SubangB FrasetyaA SuriadikusumahR HarryantoFrasetya, B., Suriadikusumah, A., & Harryanto, R. 2016. Evaluasi Kriteria Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa pada Lahan Kering di Kabupaten Subang. Soilrens, 141, 1-5. Retrieved from ew/9266
Н гоሓиσեሩ увիкрኙսըጅω ювኬወоз
Рօ ጿеլիጹ цинθզθврКե խδуդևս օшиգ
ԵՒη чиժаኒА ንሳቶа трαлиቁ
Ишаሱωπоз ըстխψቢАսутвካклиρ էхух
መусиጃիηу иглፅщոΘтኞ уልθηመ

AMERIKASerikat (AS) telah memperingatkan warganya untuk waspada terhadap kemungkinan kekerasan anti-Amerika di luar negeri menyusul kematian pemimpin al-Qaeda Ayman al-Zawahiri. Departemen Luar Negeri AS, menyampaikan kematiannya dapat mendorong pendukung al-Qaeda atau kelompok teror terkait lainnya untuk menargetkan fasilitas dan personel AS.

– Menanam pohon di halaman rumah tidak hanya akan menambahkan keindahan dan kesejukan. Lebih dari itu, menanam pohon dapat memberikan manfaat yang lebih luas, baik untuk manusia maupun fungsi pohon yang sangat vital bagi makhluk hidup dan lingkungan, menjaga dan menanam pohon kembali menjadi upaya yang penting untuk menjaga kelangsungan kehidupan di Bumi. Dilansir dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, berikut adalah manfaat pohon untuk kehidupan. 1. Menghasilkan oksigenPohon menghasilkan oksigen di siang hari. Oksigen adalah unsur yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan di Bumi. Baca juga Meski Bisa Jalan, 3,67 Juta Tahun Lalu Manusia Purba Pilih Berayun di Pohon Menurut penelitian Mohammad Hasroel Thayib, pakar lingkungan Universitas Indonesia, satu pohon, jika dikonversi ke rupiah, rata-rata menghasilkan oksigen senilar Rp per hari. Ini menunjukkan bahwa pohon sangat berharga bagi makhluk hidup karena menyuplai banyak sekali oksigen setiap harinya. 2. Menyerap karbon dioksida Di samping manfaat pohon yang menghasilkan oksigen, pohon juga dapat menyerap karbon dioksida serta gas-gas beracun lain. AKSIPENANAMAN POHON MELALUI CSR PEDULI. Pada hari ini, Senin, 28 Juni 2021 Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kendal bekerjasama dengan FIF Group Cabang Kendal bersama masyarakat Ds, Sidodadi Kecamatan Patean mengadakan kegiatan penanaman pohon sebagai upaya penyelamatan lingkungan untuk pemulihan lahan kritis, antisipasi banjir dan kekeringan serta

Tanaman angsana Pterocarpus indicus adalah salah satu pohon tropis yang dikenal karena keindahan bunganya dan kayunya yang berharga. Tanaman ini berasal dari wilayah Asia Tenggara dan banyak tumbuh di negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Selain keindahannya, tanaman angsana juga memiliki berbagai manfaat yang sangat berguna. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi manfaat tanaman angsana serta memberikan panduan lengkap mengenai cara budidayanya. Manfaat Tanaman Angsana1. Penggunaan Kayu2. Kegunaan MedisCara Budidaya Tanaman Angsana1. Pemilihan Lokasi dan Tanah2. Persiapan Bibit3. Penanaman dan Perawatan4. Perlindungan dari Hama dan Penyakit5. Pemanenan dan PenggunaanKesimpulan 1. Penggunaan Kayu Salah satu manfaat utama tanaman angsana adalah kayunya yang berharga. Kayu angsana memiliki serat yang kuat dan tahan terhadap serangan serangga, membuatnya sangat ideal untuk berbagai keperluan konstruksi. Kayu ini sering digunakan dalam pembuatan perabotan, dek kapal, dan lantai. Selain itu, kayu pohon angsana juga digunakan dalam industri musik untuk membuat alat musik seperti gitar, biola, dan piano. 2. Kegunaan Medis Tanaman angsana memiliki sifat-sifat medis yang berpotensi berguna dalam pengobatan tradisional. Daun angsana dapat digunakan untuk mengobati berbagai masalah kesehatan, termasuk luka, bisul, dan nyeri sendi. Ekstrak kulit batang angsana juga dapat digunakan sebagai obat antidiare, antiperadangan, dan antipiretik. Meskipun penggunaan medis tanaman ini masih dalam tahap penelitian, manfaat potensialnya tidak dapat diabaikan. Cara Budidaya Tanaman Angsana 1. Pemilihan Lokasi dan Tanah Tanaman angsana tumbuh subur di daerah yang terkena sinar matahari langsung dan memiliki drainase yang baik. Pilih lokasi yang tidak terlalu teduh oleh pepohonan besar. Tanah yang cocok untuk budidaya angsana adalah tanah liat berpasir yang subur. Pastikan tanah memiliki pH netral hingga sedikit asam. 2. Persiapan Bibit Bibit angsana bisa didapatkan dari biji atau stek. Jika menggunakan biji, rendam biji dalam air selama 24 jam untuk membantu proses perkecambahan. Jika menggunakan stek, ambil stek dari pohon dewasa yang sehat dan potong dengan panjang sekitar 20-30 cm. Setelah itu, letakkan stek dalam media semai yang terdiri dari tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 11. 3. Penanaman dan Perawatan Tanam bibit pohon angsana di lubang yang cukup besar dan beri jarak yang cukup antara satu bibit dengan bibit lainnya. Pastikan akar bibit terkubur dengan baik dan padatkan tanah di sekitarnya. Setelah penanaman, berikan air secukupnya untuk memastikan kelembaban tanah tetap terjaga. Selama beberapa minggu pertama, perhatikan pertumbuhan bibit dan pastikan bibit terlindungi dari hama dan penyakit. Selanjutnya, berikan pupuk organik setiap bulan untuk memberikan nutrisi yang cukup bagi tanaman angsana. Jaga tanah tetap lembab dengan melakukan penyiraman secara teratur, terutama selama musim kemarau. Selain itu, lakukan pembersihan gulma secara teratur untuk mencegah persaingan nutrisi dan air dengan tanaman angsana. 4. Perlindungan dari Hama dan Penyakit Tanaman angsana rentan terhadap serangan hama dan penyakit seperti ulat daun, kutu daun, dan jamur. Untuk melindungi tanaman, lakukan pemeriksaan rutin terhadap daun dan batang. Jika terdapat tanda-tanda serangan hama, seperti lubang-lubang pada daun atau serangga yang terlihat, lakukan tindakan pengendalian segera. Anda dapat menggunakan insektisida organik yang aman untuk mengatasi hama. Jika tanaman terkena penyakit jamur, seperti bercak hitam pada daun, gunakan fungisida yang direkomendasikan. Penting juga untuk menjaga kebersihan sekitar tanaman dan memangkas ranting-ranting yang mati atau terinfeksi untuk mencegah penyebaran penyakit. 5. Pemanenan dan Penggunaan Tanaman angsana biasanya membutuhkan waktu beberapa tahun untuk mencapai kematangan penuh. Setelah tanaman mencapai ukuran yang cukup besar, Anda dapat memanen kayu untuk digunakan dalam berbagai keperluan, seperti konstruksi atau pembuatan perabotan. Pastikan Anda menggunakan kayu secara bertanggung jawab dan mengikuti peraturan pengelolaan hutan yang berlaku. Selain kayu, Anda juga dapat memanfaatkan bunga angsana yang indah untuk tujuan dekoratif. Bunga angsana biasanya berwarna merah jambu atau merah kekuningan, dan sering digunakan dalam rangkaian bunga atau taman hias. Jika Anda tertarik dengan sifat-sifat medis tanaman angsana, konsultasikan dengan ahli herbal atau praktisi pengobatan tradisional untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Kesimpulan Tanaman angsana bukan hanya menyediakan keindahan melalui bunganya yang menawan, tetapi juga memiliki manfaat yang beragam. Kayu angsana digunakan dalam berbagai industri, sementara sifat-sifat medisnya masih dalam penelitian lebih lanjut. Sebelum memulai budidaya angsana, pemilihan lokasi dan persiapan bibit yang tepat sangat penting. Perawatan yang baik meliputi penyiraman yang cukup, pemberian pupuk, perlindungan terhadap hama dan penyakit, serta pemangkasan yang tepat. Setelah tanaman mencapai kematangan, Anda dapat memanen kayu dan menggunakan bunga angsana untuk berbagai keperluan. Dalam budidaya angsana, pastikan Anda memilih lokasi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pilihlah lokasi yang mendapatkan sinar matahari yang cukup dan memiliki drainase yang baik. Tanah yang subur dengan pH netral hingga sedikit asam merupakan kondisi ideal bagi pertumbuhan tanaman angsana. Memperhatikan faktor-faktor ini akan membantu tanaman tumbuh dengan baik dan menghasilkan hasil yang optimal. Pemilihan bibit yang baik juga merupakan langkah penting dalam budidaya angsana. Anda dapat memilih bibit dari biji atau menggunakan stek. Jika menggunakan biji, rendam biji dalam air selama 24 jam untuk membantu perkecambahan. Jika menggunakan stek, pilihlah stek dari pohon dewasa yang sehat dan potong dengan panjang yang sesuai. Setelah itu, letakkan stek dalam media semai yang terdiri dari tanah dan pupuk kandang. Perawatan yang baik sangat penting untuk pertumbuhan yang optimal. Pastikan tanah tetap lembab dengan melakukan penyiraman secara teratur, terutama selama musim kemarau. Berikan pupuk organik secara teratur untuk memberikan nutrisi yang cukup bagi tanaman. Selain itu, lakukan pembersihan gulma secara teratur untuk mencegah persaingan nutrisi dan air. Perlindungan terhadap hama dan penyakit juga perlu diperhatikan. Lakukan pemeriksaan rutin terhadap daun dan batang tanaman untuk mendeteksi tanda-tanda serangan hama. Jika terdapat serangan, gunakan insektisida organik yang aman untuk mengendalikan hama. Selain itu, jaga kebersihan sekitar tanaman dan lakukan pemangkasan yang tepat untuk mencegah penyebaran penyakit. Setelah tanaman angsana mencapai kematangan, Anda dapat memanen kayu untuk berbagai keperluan. Pastikan Anda mematuhi peraturan pengelolaan hutan yang berlaku dan menggunakan kayu secara bertanggung jawab. Selain itu, bunga angsana yang indah juga dapat digunakan untuk tujuan dekoratif. Dalam kesimpulan, tanaman angsana memiliki manfaat yang beragam, baik dalam penggunaan kayunya maupun potensi sifat-sifat medisnya. Dalam budidaya angsana, pemilihan lokasi yang tepat, persiapan bibit, perawatan yang baik, perlindungan terhadap hama dan penyakit, serta pemanenan yang tepat sangat penting. Dengan mengikuti panduan yang tepat, Anda dapat menikmati manfaat pohon angsana dan menjaga pertumbuhan yang sehat.

BacaJuga : Surabaya Menerima Usulan Perbaikan 4.429 Rumah Tak Layak Huni. Data DLH Surabaya mencatat, pada Juli 2022 terdapat sebanyak 579.718 tanaman yang ditanam di Surabaya. Tanaman tersebut, terdiri dari jenis semak sebanyak 312.791 bibit, perdu 240 bibit, pohon pelindung 1.196, palem 120 bibit dan tanaman hias 766 bibit.
JAKARTA - Menyadari bahwa kelestarian sungai Citarum yang merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Jawa Barat merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat yang bermukim di Jawa Barat. Pada tahun 2018 dikeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia PERPRES Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum. Sejak dicanangkan pada tahun 2018, program Citarum Harum telah dilaksanakan dengan melibatkan sivitas akademika Perguruan Tinggi. Salah satu cara untuk menjaga kelestarian sungai Citarum adalah dengan menanggulangi erosi pada daerah aliran sungai DAS Citarum dengan melakukan penghijauan berupa penanaman pohon. Penanaman pohon tidak saja berfungsi untuk penghijauan namun juga untuk menyerap air, menahan erosi dan bermanfaat untuk mencegah banjir. Erosi yang terjadi bisa membawa sedimentasi lumpur yang akan menyebabkan pendangkalan sungai yang ada di anak-anak Sungai Citarum. Menyadari sangat berartinya penanaman pohon di DAS Citarum, pada awal Nopember 2019, Universitas Mercu Buana melalui kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat di Dusun Sukamulya, Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Karawang Timur telah memberikan bibit pohon Mahoni kepada Komandan Sektor 18 Citarum Harum, Kol. Inf. Utoh. Dalam sambutannya, Kol. Inf. Utoh menyatakan bahwa DAS Citarum di lingkungan Desa Anggadita masih membutuhkan lebih kurang bibit pohon untuk ditanam di sepanjang DAS Citarum untuk menahan erosi. • Pasca Hujan, Belasan Ton Sampah Diangkut dari Sekatan Banjir Kanal Barat • Dua Pekan Operasi Zebra Jaya di Bekasi, Kendaraan Kena Tilang Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa edukasi untuk menumbuhkan budaya bersih haruslah dimulai sejak dini. Pemahaman yang menyeluruh akan pentingnya kebersihan lingkungan akan sangat membantu pelestarian sungai Citarum. Sementara itu, Kepala Pusat Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Mercu Buana, Dr Inge Hutagalung menyatakan bahwa Universitas Mercu Buana sejak tahun 2018 telah aktif membantu Pemerintah dalam pelaksanaan program Citarum Harum dengan melakukan berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang terkait pengolahan limbah sampah, organik maupun non organik. "Diharapkan melalui kegiatan-kegiatan termaksud akan tumbuh budaya bersih dan kesadaran masyarakat dalam upaya menjaga ekosistem dan kebersihan lingkungan sungai Citarum," kata Inge dalam keterangannya, Rabu 6/11/2019. Pemberian bibit Mahoni untuk DAS Citarum di Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Karawang Timur, juga dihadiri Lurah Desa Anggadita, Ketua Program Citarum Harum 2019 dari UPI Bandung, dan perwakilan Kementrian Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan Republik Indonesia.
UOmqghr.
  • dct90furj5.pages.dev/452
  • dct90furj5.pages.dev/228
  • dct90furj5.pages.dev/174
  • dct90furj5.pages.dev/167
  • dct90furj5.pages.dev/285
  • dct90furj5.pages.dev/143
  • dct90furj5.pages.dev/272
  • dct90furj5.pages.dev/425
  • penanaman pohon angsana digunakan untuk mencegah pencemaran